REPUBLIK INDONESIA
BLUEPRINT
PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2006 - 2025
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006
JAKARTA, 2006
KATA PENGANTAR
Kebijakan Energi Nasional yang diterbitkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0983 K/16/MEM/2004 telah ditindaklanjuti dengan menyusun Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BP-PEN) 2005 - 2025. BP-PEN tersebut selanjutnya dibahas dalam Sidang Kabinet terbatas yang dihadiri para Menteri yang terkait dengan bidang perekonomian yang kemudian kebijakan-kebijakannya dituangkan dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
Perpres No. 5 Tahun 2006 menargetkan bahwa pada tahun 2025 tercapai elastisitas energi kurang dari 1 (satu) dan energi mix primer yang optimal dengan memberikan peranan yang lebih besar terhadap sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi. Dengan demikian, BP-PEN 2005 – 2025 perlu direvisi untuk disesuaikan dengan Perpres No. Energi Nasional (KEN) tersebut.
5 Tahun2006tentang Kebijakan
Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 yang mengamanatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional, maka blueprint ini akan menjadi salah satu acuan pengembangan energi nasional.
Blueprint PEN disusun oleh Sekretariat Panitia TeknisSumber Energi (PTE). Blueprint PEN ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis, sehingga akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangandankebutuhan. i
DAFTAR ISI
Halaman
KataPengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
Daftar Lampiran..………………………………………………………………………………… iii
I Pola Pikir Pengelolaan EnergiNasional..………………………………………………. 5
II Visi danMisi…………….…………………………………………………………………. 6
III Kondisi saat ini dan yangdiharapkan
III.1. Kondisi SaatIni………………………………………………………………….…… 7
III.2. Kondisi yangdiharapkan…………………………………………………………… 8
IV Sasaran, PeluangdanKendala.......................................................... 10
V StrategidanKebijakan......................................................................... 14
VI Upaya...................................................................................................... 17
VII Program Pengembangan
VII.1. ProgramUtama......................................................................... 19
VII.2. ProgramPendukung................................................................ 24
- Penutup….............................................................................................. 25
Daftar Lampiran.............................................................................................. 26
Lampiran A1 Badan Koordinasi Energi Nasional(BAKOREN)................................................................................ 28
Lampiran A2 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006.......................................................................................... 30
Lampiran A3 Perkembangan Kebijakan Energi........................................................................................................ 33
Lampiran B1 Potensi Energi Nasional 2005……………………………………………………………………................ 34
Lampiran B2 Sumber Daya Radioaktif Indonesia 2004…………………………………………………………………... 35
Lampiran C Konsumsi Energi Per Kapita vs IntensitasEnergi…………………………………………………………. 36
Lampiran D Peranan BBM dalam Pemakaian Energi Final Nasional 2005…………..……………………………….. 37
Lampiran E1 Neraca Energi…………………………………………………………………………………………………. 38
Lampiran E2 Neraca Ekspor-Impor MinyakMentah/BBM………………………………………………………………… 39
Lampiran F Ketergantungan APBN terhadap MIGAS (APBN 2005)………………………………….………………. 40
Lampiran G1 Kilang dan Moda Transportasi BBM………………………………………………………………………… 41
Lampiran G2 Cadangan dan Jaringan Pipa Gas2005..…………………………………………………………………... 42
Lampiran G3 Pembangkit dan Transmisi Utama Listrik 2005…………………………………………………………….. 43
Lampiran G4 Cadangan, Kapasitas dan Terminal Batubara……………………………………………………………... 44
Lampiran G5 Rencana Sarana Pengangkutan Lewat KA &Terminal Batubara Kalimantan…………………………. 45
Lampiran G6 TransASEAN Gas Pipeline (TAGP)……………………………………………………...………………… 46
Lampiran G7 ASEAN PowerGrid…………………………………………………………………………………………… 47
Lampiran H Keekonomian Harga BBM …….……………………………………………………………………………... 48
Lampiran I Perbandingan Elastisitas Pemakaian Energi 1998-2003……………………………….………………… 49
Lampiran J1 Proyeksi Energi Primer Indonesia dan Dampak Konservasi Energi…………………..………………… 50
Lampiran J2 Asumsi yang Digunakan dalam Penyusunan Proyeksi Energi Primer Indonesia……………………… 51
Lampiran J3 Proyeksi Energi Primer Indonesia Skenario Tanpa Konservasi Energi…………..………………………. 52
Lampiran J4 Proyeksi Energi Primer Indonesia Skenario RIKEN………………………………..………………………. 53
Lampiran K Bauran Energi Primer 2005 …………………………………………………………………………………… 54
Lampiran L1 Proyeksi Neraca Minyak Bumi ……………………………………………………………………………….. 55
Lampiran L2 Lapangan Minyak Bumi Siap Produksi ………………………………………………………………………. 56
Lampiran M Penurunan Subsidi BBM (2000-2005) ……………………………………………………………………….. 57
Lampiran N Sasaran Bauran Energi PrimerNasional2025.................................. 58
Lampiran O1 Grafik Realisasi dan Proyeksi Energi Primer………………………………………………………………… 59
Lampiran O2 Tabel Realisasi dan Proyeksi Energi Primer…………………………………………………………………. 60
Lampiran O3 Milestone Pengembangan Energi Alternatif…...................................................... 61
I. POLA PIKIR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
VIII.1. VISI
II. VISI DAN MISI
Visi Pengelolaan Energi Nasional adalah terjaminnya penyediaan energi dengan harga wajar untuk kepentingan nasional
VIII.2. MISI
Misi Pengelolaan Energi Nasional adalah :
- Menjamin ketersediaan energidomestik
- Meningkatkan nilai tambah sumberenergi
- Mengelola energi secara etis dan berkelanjutan termasuk memperhatikanpelestarian fungsilingkungan
- Menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafa dan untuk daerahyang belumberkembang
- Mengembangkan kemampuan dalam negeri yang meliputi kemampuanpendanaan, teknologi dan sumber daya manusia dalam rangka menujukemandirian
- Meningkatkan peran warga negara dalam mengusahakan sumber dayaenergi
- Meningkatkan peran energialternatif
III. KONDISI SAAT INI DAN YANGDIHARAPKAN
III.1. KONDISI SAAT INI
Kondisi keenergian di Indonesia pada saat ini adalah :
- Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) : 1981, 1987, 1991, 1998 dan KEN2003 (LampiranA3)
- Potensi sumber daya energi cukup besar (LampiranB1-B2)
- Akses masyarakat terhadap energi masih terbatas (LampiranC)
- Pangsa konsumsi BBM : 63% dari energi final (LampiranD)
- Ekspor energi besar, impor BBM besar (Lampiran E1-E2)
– Ekspor minyak bumi 514 ribu barel per hari, pemakaian dalam negeri 611 ribubarel per hari dan impor 487 ribu barel perhari
– Ekspor gas bumi 4,88 BCF per hari, pemakaian dalam negeri 3,47 BCF perhari
– Ekspor batubara 92,5 juta ton per tahun, pemakaian dalam negeri 32,91 juta tonper tahun
- Harga ekspor gas dan batubara lebih tinggi dari harga pemasaran dalamnegeri
- Kemampuan/daya beli konsumen dalam negeri terhadap batubara dan gas rendahdan belum adanya insentif ekonomi baik fiskal maupun non fiskal bagi energi fosil untuk pemakaian dalamnegeri
III.1. KONDISI SAAT INI(lanjutan)
Kondisi keenergian di Indonesia pada saat ini adalah :
- Struktur APBN masih tergantung penerimaan migas dan dipengaruhi subsidiBBM (LampiranF)
- Industri energi belumoptimal
– Infrastruktur energi terbatas (Lampiran G1 s/dG4)
– Harga energi (BBM, gas untuk pabrik pupuk dan energi baru terbarukan)belum mencapai keekonomian (LampiranH)
– Pemanfaatan energi belum efisien (LampiranI)
Kondisi tersebut mengakibatkan :
- Bauran energi primer timpang (LampiranK):
– Pemanfaatan gas dalam negeri belumoptimal
– Pemanfaatan batubara dalam negeri belumoptimal
- Pengembangan energi alternatif terhambat karena adanya subsidiBBM
- Indonesia menjadi net importer minyak (LampiranL1-L2)
- Subsidi BBM membengkak (LampiranM)
III.2. KONDISI YANGDIHARAPKAN
- Meningkatnya akses masyarakat terhadapenergi
- Meningkatnya keamanan pasokanenergi
- Menyesuaikan harga energi dengankeekonomiannya
- Tersedianya infrastruktur energi yangmemadai
- Meningkatnya efisiensi penggunaanenergi
IV. SASARAN, PELUANG DANKENDALA
IV.1. SASARAN
- Terwujudnya konsumsi energi per kapita minimal sebesar 10 SBM (RIKEN) dan rasio elektrifikasi 95% (RUKN) pada tahun2025
- Terwujudnya keamanan pasokan energi dalam negeri sesuai Perpres No. 5 Tahun 2006 yaitu:
– Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 pada tahun 2025 (LampiranI-J)
– Terwujudnya bauran energi primer yang optimal (Lampiran N1):
➢Peranan minyak bumi menurun menjadi maksimum 20% pada2025
➢Peranan gas bumi meningkat menjadi minimum 30% pada tahun2025
➢Peranan batubara meningkatmenjadi 33% pada tahun 2025, melalui pemanfaatan brown coal, coal liquefaction dan briketbatubara
➢Peranan panas bumi dan biofuel meningkat masing-masing menjadi 5% padatahun2025
➢Peranan energi baru dan terbarukan lainnya meningkat menjadi 5% padatahun2025
– Terpenuhinya pasokan energi fosil dalam negeridengan mengurangi ekspor secarabertahap
IV.1. SASARAN (lanjutan)
- Terwujudnya kondisi ekonomi sehingga kemampuan/daya beli masyarakatmeningkat
- Tersedianya infrastruktur energi:
– BBM : jaringan pipanisasi BBM di Jawa; kilang; depot; terminaltransit
– Gas : jaringan pipanisasi Kalimantan–Jawa, Jawa Barat–Jawa Timur, Sumatera– Jawa; Integrated Indonesian Gas Pipeline; embrio dari Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) – (Lampiran G5); terminal regasifikasiLNG
– Batubara : sarana dan prasarana transportasi dari mulut tambang ke pelabuhan; pelabuhan di titik suplai dan di lokasi konsumen; sarana dan prasarana distribusi (LampiranG6)
– Listrik : ASEAN Power Grid (Lampiran G7); transmisi Jawa, Kalimantan, Sulawesi
- Tercapainya struktur harga energi sesuai keekonomiannya
IV.2. PELUANG
- Keanekaragaman sumber daya energi: migas, batubara, panas bumi, biofueldan energi baru serta terbarukanlainnya
- Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam negeri dan kemampuan / daya beli masyarakat serta akan menjadi dayatarik investasi swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektorenergi
- Potensi peningkatan efisiensi energi cukupbesar
- Potensi pasar energi nasional, regional dan internasional masihterbuka
IV.3. KENDALA
- Struktur harga energi belum mendukung diversifikasi dan konservasienergi
- Adanya disparitas perkembangan ekonomi antarwilayah
- Ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dankonsumen
- Subsidi energi masih menjadi beban negara akibat kemampuan/daya belimasyarakat yang masihrendah
- Industri energi khususnya minyak dan gas bumi serta ketenagalistrikanpada umumnya belumkompetitif
- Ketidakstabilan pasar dan harga energifosil
- Sistem plough back tidak diterapkan secaramaksimal
- Mekanisme iklim investasi belumkondusif
- Sistem perencanaan energi belum diterapkan pada sisi permintaan/penggunayang mendukung efisiensi penggunaanenergi
- Energi masih dianggap sebagai infrastruktur, belum sebagaikomoditi
- Tumpang tindih regulasi antar sektor dan otonomi daerah belum sesuai denganyang diharapkan
- Kepastian hukum untuk investasi belumjelas
V.1. STRATEGI
- STRATEGI DANKEBIJAKAN
- Mengembangkan mekanisme harga keekonomianenergi
- Memprioritaskan kebutuhan energi dalamnegeri
- Meningkatkan keamanan pasokan energi dengan memperhatikan aspeklingkungan
- Menerapkan prinsip-prinsip good governance dantransparansi
- Mendorong investasi swasta bagi pengembanganenergi
- Melakukan konservasi sumber dayaenergi
- Menjamin penyediaan energi untuk seluruh lapisanmasyarakat
- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaanenergi
- Meningkatkan efisiensi penyediaan dan pemanfaatanenergi
- Melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan sumber daya energi yang ada di dalamnegeri
- Memaksimalkan pemanfaatan energi setempat (Desa MandiriEnergi)
- Meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaanteknologi
- Memaksimalkan dana penerimaan negara sektor ESDM bagi pengembangan sektor ESDM 10
V.2. KEBIJAKAN – Penyediaan energi melalui: ➢ penjaminan ketersediaan pasokan energi dalam negeri ➢ pengoptimalan produksi energi ➢ pelaksanaan konservasi energi – Pemanfaatan energi melalui : ➢ efisiensi pemanfaatanenergi ➢ diversifikasi energi. – Penetapan kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian dengan tetap mempertimbangkan kemampuan usaha kecil dan bantuan bagi masyarakattidak mampu dalam jangka waktu tertentu – Pelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip pembangunanberkelanjutan – pengembangan infastruktur energi termasuk peningkatan akseskonsumen terhadap energi – kemitraan pemerintah dan dunia usaha – pemberdayaan masyarakat – penelitan dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan |
VI. UPAYA
- Strategi 1 : Mengembangkan Mekanisme Harga Keekonomian Energi dengan upaya:
– Rasionalisasi harga energi dituangkan dalam Program Utama 1, 2, 3, 4 dan14
– Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi (Program Utama 3 dan4)
- Strategi 2 : Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi dengan memperhatikanaspek lingkungan dengan upaya:
– Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM (Program Utama 5, 6 dan14)
– Peningkatan status cadangan terbukti energi (Program Utama7)
– Konservasi sumber dayaenergi
– Peningkatan cadangan energi nasional/strategis (SPR – StrategicPetroleum Reserves) – (Program Utama9)
– Penggunaan cadangan gas bumi baik cadangan besar ataupun kecil untuk kebutuhan domestik dan cadangan gas mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (dalam UU Migas ada konsep mengenai DMOgas yang mencakup juga insentif) – (Program Utama10)
VI. UPAYA
– Penerapan DMO terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk mendorong pasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction, upgrading brown coal (UBC) dan gasifikasi batubara serta teknologi batubarabersih lainnya (Program Utama 3, 4, 9 dan 11, Program Pendukung2)
– Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan LandmarkTeknologi Energi – (Program Utama 11 dan 14, Program Pendukung2)
– Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan langsung maupuntidak langsung (Program Utama 7 dan 14, Program Pendukung2)
– Mengembangkan energi alternatif BBM non fosil lainnya (Program Utama 8,11,14, dan 16, Program Pendukung2)
– Pengembangan pemanfaatan kendaraan berbahan bakar energi alternatif(Program Utama 3, 4, 10, 11, 13, 14, 15 dan 16, Program Pendukung1)
– Penerapan depletion premium untuk menjaga keberlanjutan pasokan(Program Utama12)
– Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan (Program Utama 4, 5,10, 11 dan16)
VI. UPAYA
- Strategi 3 : Menerapkan Prinsip-Prinsip Good Governance dan Transparansidengan upaya:
– Penerapan mekanisme open access pada infrastruktur energi (ProgramUtama 12)
– Deregulasi di tingkat makro dan mikro (corporate) - (Program Utama12)
➢ Harmonisasi pengaturan panas bumi dengan ketenagalistrikan (ProgramUtama 12)
➢ Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangandan energi (Program Utama12)
– Penetapan kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengaturan standardisasi dan spesifikasi produk-produk EBT dan pelaksanaprogram kegiatan nuklir (Program Pendukung2)
- Strategi 4 : Mendorong Investasi Swasta bagi Pengembangan Energi, dengan upaya:
– Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal, khususnya untuk pasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi baru terbarukan dan peningkatan efisiensi energi (Program Utama 1, 2,3, 4)
VI. UPAYA
– Pemberianinsentifekonomibagiinvestasibaruuntukpengembanganinfrastruktur energi (Program Utama 1, 3, dan13)
– Pengembangan infrastruktur energi (Program Utama13)
– Pengembangan pasar domestik untuk energi alternatif, khususnya bio fuel(Program Utama 1, 3, 11, 13, 15 dan 16, Program Pendukung1)
- Strategi 5 : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalamPengelolaan Pembangunan Energi yang Berkelanjutan, dengan upaya:
– Peningkatan kemampuan Nasional dalam pengembangan energi (ProgramUtama 15, Program Pendukung 1 dan3)
– Penyelenggaraan sosialisasi energi alternatif secara kontinyu (Program Utama14)
– Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber energibaru terbarukan (Program Utama 11 dan15)
– Peningkatan kesadaran masyarakat dalam efisiensi energi (Program Utama14, Program Pendukung3)
VI. UPAYA
- Strategi 6 : Meningkatkan efisiensi penyediaan dan pemanfaatan energi denganupaya:
– Peningkatan efisiensi pada industri penyediaenergi
– Peningkatan efisiensi pada peralatan pemanfaatenergi
– Peningkatan efisiensi pada penggunaenergi
- Strategi 7 : Memaksimalkan sumber daya energi yang ada di dalam negeridengan upaya:
– Peningkatan kegiataneksplorasi
– Pemberian insentif fiskal dan nonfiskal
- Strategi 8 : Memaksimalkan dana penerimaan negara sektor ESDMbagi pengembangan sektor ESDM dengan upaya:
– Pemanfaatanpremium Migas untuk program-programunggulan
– Penyusunan regulasi penerimaan negara bukan pajak sektorESDM
- Strategi 9 : Meningkatkan kapasitas SDM dan penguasaan teknologi dengan upaya:
– Pengembangan mekanisme pendanaan bagi penelitian danpengembangan
– Perbaikan sistem remunerasi yang berdasarkanprofesionalisme
VI. UPAYA
- Strategi 10 : Memaksimalkan pemanfaatan energi setempat dengan upaya:
– Pengembangan Desa MandiriEnergi
– Pengembangan kawasan khususenergi
– Pengembangan kemampuan wirausaha energi didaerah
– Pengembangan pemanfaatan energi untuk kegiatanekonomi
– Penyusunan mekanisme ekspor-impor tenaga listrik dan sewajaringan
- Strategi 11 : Melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan sumber dayaenergi yang ada di dalam negeri dengan upaya:
– Pengembangan energi alternatif untuk transportasi, rumah tangga danindustri
– Diversifikasi pembangkit tenaga listrik diantaranya melalui interkoneksi pembangkit skala kecil dan menengah dari sumber energi baruterbarukan
VII. PROGRAM PENGEMBANGAN
VII.1. PROGRAMUTAMA
PROGRAM UTAMA 1 : RASIONALISASI HARGA BBM
- Penerapan mekanisme penyesuaian harga BBM dengan beberapaalternatif:
- Mekanisme penyesuaian harga pasar sepenuhnya secara otomatis untukseluruh jenisBBM
- Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis pada tingkat yang disubsidiuntuk seluruh jenisBBM
- Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis, khusus untuk jenis BBMtertentu (minyak tanah rumah tangga dan minyak solar transportasi) secara fixedprice
- Mekanisme penyesuaian harga secara fixed price untuk seluruh jenisBBM
- Penyediaan subsidi energi bagi konsumendhuafa
- Pemberian insentif penyediaan energi alternatif, termasuk skemapercepatan depresiasi
- Penerapan sistem insentif untuk mendorong peningkatan efisiensienergi
VII. PROGRAM PENGEMBANGAN
VII.1. PROGRAM UTAMA(lanjutan)
PROGRAM UTAMA 2 : PENYEDIAAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH UNTUK RUMAH TANGGA
- Peningkatan pemanfaatan LPG dan biogas di rumahtangga
- Peningkatan rasioelektrifikasi
PROGRAM UTAMA 3 : PENERAPAN TAX ALLOWANCE
- Peningkatan pasokan energi bagi kebutuhandomestik
- Pengembangan energi alternatif dan efisiensienergi
PROGRAM UTAMA 4 : PENERAPAN CARBON TAX SECARA BERTAHAP UNTUK PENGEMBANGAN ENERGI BERSIH
PROGRAM UTAMA 5 : PENERAPAN SUPPLY DAN DEMAND SIDE MANAGEMENT
- Penerapan standarisasi dan labelisasi, penerapan manajer energi danpelaksanaan audit energi pada sektor industri dankomersial
- Penerapan peralatan hemat energi pada sektor rumahtangga
- Penerapan standar efisiensi bahan bakar pada sektortransportasi
- Penerapan teknologi hemat energi dan manajemen energi pada sektorpembangkit listrik
- Pelaksanaan sosialisasi hemat energi
VII.1. PROGRAM UTAMA(lanjutan)
PROGRAM UTAMA 6 : PENYUSUNAN INSTRUMEN KEBIJAKAN
1. Penyusunan regulasi:
- CBM : - peningkatan status peraturan pengusahaan CBM termasukaturan pelaksanaan
- BBN : - penerapan kewajiban pencampuran BBN padaBBM
- Panas bumi : - penyusunan mekanisme pentarifan dari hulu sampai denganhilir
- Coal Liquefaction: - peraturan alokasibatubara
2. Peningkatan belanja negara untuk survey dan proyekpercontohan
PROGRAM UTAMA 7 : PENINGKATAN KEGIATANEKSPLORASI
1. Pemberian insentif ekonomi untuk meningkatkan investasi bagi kegiataneksplorasi
2. Migas: eksplorasi wilayah baru termasuk frontier areas dan lautdalam
3. Batubara: eksplorasi wilayah baru dan eksplorasi lanjutan untuk meningkatkanstatus cadangan
4. Panas bumi: eksplorasi pencarian potensi-potensibaru
5. CBM : eksplorasi dan pembukaan wilayah kerjabaru
VII.1. PROGRAM UTAMA(lanjutan)
PROGRAM UTAMA 8 : INTENSIFIKASI PENCARIAN DAN PEMANFAATAN SUMBER- SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN
- Survei potensi energi baruterbarukan
- Pengembangan database potensi energi baruterbarukan
- Pemanfaatan gas suar bakar (FlareGas)
PROGRAM UTAMA 9 : PENGEMBANGAN CADANGAN ENERGI STRATEGIS UNTUK KEAMANAN PASOKAN DALAM NEGERI
- Peningkatan stok minyak dan batubara dalamnegeri
- Pengalokasian sumber daya energi untuk memenuhi kebutuhan dimasamendatang
PROGRAM UTAMA 10 : PENINGKATAN PEMANFAATAN GAS DI DALAMNEGERI
- Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokangas
- Pengembangan pemanfaatan CNG, GTL, DME, LPG dan gaskota
VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan)
PROGRAM UTAMA 11 : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI
- Pengembangan IPTEKenergi
a. Teknologi batubarakalorirendah f. Kilang miniLNG
(Upgraded Brown Coal–UBC) g. Oceantechnology
b. Batubara cair(CoalLiquefaction) h.Dimethyl ether(DME)
c. Teknologi energiramahlingkungan i. Coal bedmethane
d. Integrated coal gasification j. Hidrat gasbumi
e. CNG untuk pembangkittenagalistrik k. Photovoltaic
2. Pengembangan mekanisme pendanaan Pemerintah/Pemerintah Daerahbagi penelitian dan pengembangan IPTEK energi
3. Komersialisasi IPTEKenergi
- Aplikasi teknologi energi berbahan bakar ganda, antara lain batubaradengan energi lainnya, khususnyabiomassa
- Pengembangan kendaraan berbahan bakar energialternatif
- Pemanfaatan LNG untuktransportasi
- Pengembangan model skemabisnis
- Penerapan sistem insentiffinansial
- Pengembangan energi baru terbarukan dan teknologi energi efisiendalam kegiatan pengadaan yang menggunakan danaPemerintah
4. Peningkatan kemitraan antar stakeholders energi baik di dalam maupun di luarnegeri
|
| VII.1. PROGRAM UTAMA(lanjutan) PROGRAM UTAMA 12 : RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI - Penetapan aturan mengenai depletion premium
- Penetapan aturan mekanisme open access infrastruktur energi
PROGRAM UTAMA 13 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI - Infrastruktur gas
2. Infrastruktur batubara 3. Infrastruktur listrik 4. Infrastruktur BBM 5. Infrasturktur energi alternatif BBM lainnya, termasuk BBG untuk sektortransportasi PROGRAM UTAMA 14 : SOSIALISASI - Pengembangan forum dialog
- Pengembangan community development pada lingkup nasional
- Pemanfaatan media massa (cetak danelektronik)
- Penggunaan BBG dan BXX pada kendaraan operasional di lingkunganPemerintah
- Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yangefisien
|
| |
|
| VII.1. PROGRAM UTAMA (lanjutan) PROGRAM UTAMA 15 : PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN JASA ENERGI DALAM NEGERI - Pabrikasi teknologi energi dalamnegeri
- Jasa rekayasa energi dalam negeri
- Pengutamaan penggunaan produksi dalam negeri (TKDN) PROGRAM UTAMA 16 : PENGEMBANGAN INFRASTRUKTURENERGI
- Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan minyak bumi, gas bumi dan batubara
- Pengembangan infrastrukturketenagalistrikan
- Pengembangan infrastruktur energi baru dan terbarukan
|
| |
|
| RENCANA UMUM DIVERSIFIKASI ENERGI | | Jenis Bahan Bakar | Rumah Tangga | Transportasi | Industri Kecil/Hotel/Restoran | Industri | Pembangkit Listrik | | | | | | | | | | УPremium | – | √ | – | – | – | | | УSolar | – | √ | √ | √ | √ | | | УKerosene | √ | – | √ | √ | – | | | УMinyakDiesel | – | √ | √ | √ | √ | | | УMinyakBakar | – | – | √ | √ | √ | | | УAvgas | – | √ | – | – | – | | | УAvtur | – | √ | – | – | – | | | | | | | | | | УLPG | √ | √ | √ | – | – | | | УBBG | √ | √ | √ | √ | √ | | | | | | | | | | УBatubara | – | – | √ | √ | √ | | | УBriket | √ | – | √ | – | – | | | УGasBatubara | √ | √ | √ | √ | √ | | | | | | | | | | | УBatubaraCair | – | √ | – | √ | √ | | | √ | √ | √ | √ | √ | | | – | – | √ | √ | √ | | | | | | | | | | УBiomassa | √ | – | √ | √ | √ | | | УNuklir | – | – | – | – | √ | | | УAir | – | – | – | – | √ | | | УSurya | √ | √ | √ | √ | √ | | | УAngin | – | – | – | – | √ | | | УCBM | √ | √ | √ | √ | √ | | | УHidrogen/ Fuel Cell | – | √ | √ | – | √ | | | УOil Shale | – | √ | – | √ | √ | | | УBiogenicGas | √ | – | √ | – | √ |
| |
VII.2. PROGRAM PENDUKUNG
PROGRAM PENDUKUNG 1 : PENINGKATAN KEMAMPUAN MASYARAKATDALAM PENGUSAHAAN ENERGI
PROGRAM PENDUKUNG 2 : PENATAAN KEMBALI KELEMBAGAAN ENERGI (Lampiran S)
- Penetapan kebijakan energinasional
- Revitalisasi kelembagaan sejalan UU Energi untuk pelaksanaan kebijakan energi nasional
- Regulatorenergi
- Pengembangan teknologi dan sumberdaya manusiaenergi
- Penetapan spesifikasi dan standar komoditi energi baru danterbarukan
PROGRAM PENDUKUNG 3 : PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SUMBERDAYA MANUSIA NASIONAL
- STEM (Sekolah Tinggi Energi danMineral)
- Sertifikasipersonil
- Standarkompetensi
- Kode etikprofesi
LAMPIRAN A1
BADAN KOORDINASI ENERGI NASIONAL (BAKOREN)
- Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 46/1980 sebagaimana telah tigakali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden No23/2000
- Tugaspokok:
– Merumuskan kebijakan Pemerintah dibidang pengembangan danpemanfaatan energi secaraterpadu
– Merumuskan program pengembangan dan pemanfaatan energi secaranasional
– Mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kebijaksanaan dibidang energioleh instansi yangbersangkutan
- Kewenangan dan tanggungjawab:
– Menyusun dan mempersiapkan rancangan prioritas pengembangan dan penggunaan sumber daya energi nasional sesuai dengan kemampuanpenyediaan permodalan, tenaga kerja, keahlian, dan faktor-faktorlainnya
– Menyiapkan penyusunan peraturan perundang-undangan bidangenergi
– Mempersiapkan pedoman pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan program pengembangan dan penggunaansumberenergi 28
LAMPIRAN A1 (lanjutan)
– Mengadakan pengkajian tentang penelitian dan pengembangansumber-sumber energi
– Mengkoordinasikan penyelenggaraan kerjasama antaralembaga-lembaga penelitian dan pengembangan energi di dalam dan luarnegeri
– Ketua merangkap anggota : Menteri Pertambangan danEnergi
– Anggota:
- MenteriPerindustrian
- MenteriPerhubungan
- MenteriKeuangan
- Menteri Negara LingkunganHidup
- Menteri Negara Riset danTeknologi
- Menteri Negara Perencanaan PembangunanNasional
- Kepala Badan Tenaga NuklirNasional
– Sekretaris merangkap anggota:
- Sekretaris I : Direktur Jenderal Listrik dan PemanfaatanEnergi
- Sekretaris II : Direktur Jenderal Minyak danGasBumi29
LAMPIRAN A2
PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 5 TAHUN 2006TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL
- Tujuan Kebijakan Energi Nasional untuk mengarahkan upaya-upaya dalammewujudkan keamanan pasokan energi dalamnegeri.
- Sasaran Kebijakan Energi Nasional adalah:
- Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari (satu) pada tahun2025
- Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal pada tahun2025
- minyak bumi <20%
- gas bumi >30%
- batubara >33%
- biofuel >5%
- panas bumi >5%
- EBT Lainnya>5%
- batubara yang dicairkan >2%.
Kebijakan Utama:
- Penyediaan energimelalui:
- penjaminan ketersediaan pasokan energi dalamnegeri
- pengoptimalan produksi dalamnegeri
- pelaksanaan konservasienergi
LAMPIRAN A2 (lanjutan)
- Pemanfaatan energi melalui:
- efisiensi pemanfaatanenergi;
- diversifikasienergi
- Kebijakan harga energi ke arah harga keekonomian, denganmempertimbangkan kemampuan usaha kecil dan bantuan masyarakat tidakmampu
- Pelestarian lingkungan dengan menerapkan prinsip pembangunanberkelanjutan
Kebijakan pendukung:
- Pengembanganinfrastruktur
- Kemitraan pemerintah dan duniausaha
- Pemberdayaanmasyarakat
- Pengembangan litbang dandiklat
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (BP-PEN)
- Ditetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai dasar bagipenyusunan pola pengembangan dan pemanfaatan masing-masing jenisEnergi;
- Memuat sekurang-kurangnya:
- Kebijakan mengenai jaminan keamana pasokan energi dalamnegeri;
- kebijakan mengenai kewajiban pelayananpublik;
- pengelolaan sumber daya energi danpemanfaatannya.
LAMPIRAN A2 (lanjutan)
Harga Energi
- Harga energi disesuaikan secara bertahap sampai batas waktu tertentu menuju menuju
-harga keekonomiannya;
- Penetapan dan penyesuaian harga harus memberi dampak optimumterhadap diversifikasi energi.
Pemberian Kemudahan dan Insentif
- Menteri ESDM menetapkan sumber energi alternatiftertentu;
- Pemerintah dapat memberikan kemudahan dan insentif kepada pelaksanakonservasi energi dan pengembang sumber energi alternatiftertentu;
- Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan dan insentif diatur denganPeraturan Menteriterkait.
LAMPIRAN A3 PERKEMBANGAN KEBIJAKAN ENERGI
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
JENIS ENERGI FOSIL | SUMBER DAYA | CADANGAN | PRODUKSI | RASIO CAD/PROD (TAHUN) |
Minyak | 86.9 miliar barel | 9.1 miliar barel*) | 387 juta barel | 23 |
Gas | 384.7 TSCF | 185.8 TSCF | 2.95 TSCF | 62 |
Batubara | 58 miliar ton | 19,3 miliar ton | 132 juta ton | 146 |
ENERGI NON FOSIL | SUMBER DAYA | SETARA | KAPASITAS TERPASANG |
Tenaga Air | 845.00 juta BOE | 75.67 GW | 4.2 GW |
Panas Bumi | 219 Juta BOE | 27.00 GW | 0.8 GW |
Mini/Micro Hydro | 0.45 GW | 0.45 GW | 0. 206 GW |
Biomass | 49.81 GW | 49.81 GW | 0.3 GW |
Tenaga Surya | - | 4.80 kWh/m2/hari | 0.01 GW |
Tenaga Angin | 9.29 GW | 9.29 GW | 0.0006 GW |
Uranium (Nuklir) | 24.112 ton* e.q. 3 GW untuk 11 tahun | | |
LAMPIRAN B2 SUMBER DAYA RADIOAKTIF INDONESIA 2004 |
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF
|
LAMPIRAN C KONSUMSI ENERGI PER KAPITA
VS INTENSITAS ENERGI
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN D
PERANAN BBM DALAM PEMAKAIAN ENERGI FINAL NASIONAL
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN E1 NERACA ENERGI
MINYAK BUMI TAHUN 2005 (DALAM RIBU BAREL PER HARI)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN E2
NERACA EKSPOR – IMPOR MINYAK MENTAH / BBM
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN F KETERGANTUNGAN APBN TERHADAP MIGAS
(APBN 2005)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G1. KILANG DAN MODA TRANSPORTASI BBM
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G2. CADANGAN DAN JARINGAN PIPA GAS 2005
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G3. PEMBANGKIT DAN TRANSMISI UTAMA LISTRIK 2005
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G4
CADANGAN, KAPASITAS DAN TERMINAL BATUBARA
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G5
RENCANA SARANA PENGANGKUTAN LEWAT KERETA API DAN
TERMINAL BATUBARA KALIMANTAN
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN G6
TRANS ASEAN GAS PIPELINE (TAGP)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN H KEEKONOMIAN HARGA BBM
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN I
PERBANDINGAN ELASTISITAS PEMAKAIAN ENERGI 1998-2003
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN J1
PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA DAMPAK KONSERVASI ENERGI
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN J2
ASUMSI YANG DIGUNAKAN DALAM PENYUSUNAN PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA
| 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | 2025 |
| Laju Pert. GDP (%) | 4.92 | 5.13 | 5.13 | 6.51 | 6.51 |
Tanpa Konservasi | Elasitas Energi | 1.48 | 1.48 | 1.48 | 1.48 | 1.48 |
RIKEN | Elasitas Energi | 1.09 | 1.80 | 1.38 | 1.13 | 0.94 |
LAMPIRAN J3
PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA SKENARIO TANPA KONSERVASI ENERGI
(Juta SBM)
Jenis Energi | 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | 2025 |
Minyak bumi | 514.8 | 764.1 | 1144.9 | 1901.5 | 3469.7 |
Gas bumi | 275.7 | 336.6 | 363.9 | 520.4 | 577.2 |
Batubara | 152.6 | 258.6 | 472.4 | 733.1 | 969.1 |
PLTA | 22.2 | 35.8 | 35.9 | 39.4 | 53.2 |
Panas bumi | 9.8 | 12.1 | 13.4 | 23.7 | 30.3 |
PLTMH | 3.3 | 3.3 | 3.3 | 3.3 | 3.3 |
TOTAL | 978.4 | 1410.6 | 2033.9 | 3221.6 | 5102.8 |
LAMPIRAN J4 PROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA SKENARIO RIKEN (Juta SBM) |
Catatan : BBBC = Bahan Bakar Batubara Cair |
Jenis Energi | 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | 2025 | Minyak Bumi | 524.0 | 550.7 | 578.0 | 605.8 | 638.9 | Batubara | 160.4 | 210.3 | 349.7 | 743.8 | 1099.4 | Gas Bumi | 212.8 | 363.7 | 382.5 | 477.1 | 832.0 | CBM | 0.0 | 0.0 | 23.0 | 74.6 | 127.8 | Tenaga Air | 34.0 | 41.7 | 56.6 | 60.5 | 65.8 | Panas Bumi | 23.7 | 23.7 | 61.8 | 115.8 | 167.5 | Nuklir | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 27.9 | 55.8 | EBT Lainnya | 1.6 | 3.5 | 7.4 | 11.7 | 17.4 | Biofuel | 0.0 | 32.5 | 89.0 | 102.4 | 166.9 | BBBC | 0.0 | 0.0 | 14.2 | 47.4 | 80.5 | TOTAL | 956.5 | 1226.1 | 1562.1 | 2266.9 | 3252.2 | |
| |
LAMPIRAN K BAURAN ENERGI PRIMER 2005
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN L1 PROYEKSI NERACA MINYAK BUMI
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN L2 LAPANGAN SIAP PRODUKSI
- Cepu/JawaTimur : 170 ribu bph
- Jeruk/JawaTimur : 50 ribu bph
- WestSeno/SelatMakasar : 27 ribu bph
- Belanak/Natuna : 50 ribu bph
- Petrochina : 25 ribu bph
- Pertamina : 30,6 ribu bph
LAMPIRAN M SUBSIDI BBM (2000-2005)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN N
SASARAN BAURAN ENERGI PRIMER NASIONAL 2025
Sesuai Perpres No. 5/2006
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
LAMPIRAN O1
GRAFIK REALISASI DAN PROYEKSI ENERGI PRIMER
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
| | | LAMPIRAN O2 TABEL REALISASI DAN PROYEKSI ENERGI PRIMER (Juta SBM) | JenisEnergi | 1990 | 1995 | 2000 | 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | 2025 | | Minyak Bumi | 296.8 | 365.0 | 451.0 | 524.0 | 550.7 | 578.0 | 605.8 | 638.9 | Batubara | 24.6 | 39.0 | 94.0 | 160.4 | 210.3 | 349.7 | 743.8 | 1099.4 | Gas Bumi | 128.0 | 230.0 | 205.0 | 212.8 | 363.7 | 382.5 | 477.1 | 832.0 | CBM | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 23.0 | 74.6 | 127.8 | TenagaAir | 21.8 | 26.0 | 25.0 | 34.0 | 41.7 | 56.6 | 60.5 | 65.8 | Panas Bum | 2.0 | 4.0 | 9.0 | 23.7 | 23.7 | 61.8 | 115.8 | 167.5 | Nuklir | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 27.9 | 55.8 | EBTLainnya | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 1.6 | 3.5 | 7.4 | 11.7 | 17.4 | Biofuel | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 32.5 | 89.0 | 102.4 | 166.9 | | BBBC | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 0.0 | 14.2 | 47.4 | 80.5 | TOTAL | 473.1 | 664.0 | 784.0 | 956.5 | 1226.1 | 1562.1 | 2266.9 | 3252.2 | | Sumber: Handbook EE 2006 dan Hasil MARKAL | | | | | | |
| |
LAMPIRAN O3
MILESTONE PENGEMBANGAN ENERGI ALTERNATIF
(1) Milestone Kilang BatubaraCair
(2) Milestone Coal Bed Methane(CBM)
(3) Milestone TerminalLNG
(4) Milestone PLTP
(5) Milestone PLTN
(6) Milestone Biodiesel
(7) Milestone Bioethanol
(8) Milestone Biooil
(9) Milestone PLTS
(10) Milestone PLTMH
(11) Milestone PLTU Biomasa/Sampah
(12) Milestone PLT Bayu
(1). MILESTONE KILANG BATUBARA CAIR
KUMULATIFKAPASITAS (237,67 RIBU BARREL PER HARI) KUMULATIF INVESTASI (18,96 MILLIAR USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(2). MILESTONE CBM
KUMULATIF PRODUKSI (4,64 TCF) KUMULATIF INVESTASI (382,5 MILIAR USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(3). MILESTONE TERMINAL LNG KUMULATIF PRODUKSI (312 RIBU TON PER HARI) KUMULATIF INVESTASI (3,6 MILIAR USD) tambahan produksi tambahanproduksi tambahanproduksi tambahan produksi 26 ribu ton per hari 52 ribu ton per hari 104 ribu ton perhari 130 ribu ton per hari 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20162017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 tambahan investasi tambahaninvestasi tambahan investasi tambahan investasi300 Juta $ 600 Juta$ 1200 Juta $ 1500 Juta $ |
| |
(4)MILESTONE PLTP
KUMULATIF TAMBAHAN KAPASITAS ( 16,17 GW) KUMULATIF TAMBAHAN INVESTASI ( 17,97 JUTAUSD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(5) MILESTONE PLTN TOTAL KAPASITAS (4,2 GW) TOTAL INVESTASI (6.600 JUTA USD) tambahan tambahan tambahan kapasitas kapasitas kapasitas kapasitas 1,05 GW 1,05GW 1,05 GW 1,05 GW 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2016 2017 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 investasi tambahan tambahan tambahan 1650 juta $ investasi investasi investasi 1650 juta $ 1650juta $ 1650 juta $ |
| |
(6). MILESTONE BIODIESEL
KUMULATIF KAPASITAS (222 RIBU BARREL PER HARI) KUMULATIF INVESTASI (2.384 JUTA USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(7). MILESTONE BIOETHANOL
KUMULATIFKAPASITAS (201,7 RIBU BARREL PER HARI) KUMULATIF INVESTASI (6124 JUTAUSD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(8). MILESTONE BIOOIL
KUMULATIF KAPASITAS ( 5,992 JUTA KILO LITER PER TAHUN) KUMULATIF INVESTASI ( 553,78 JUTA USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
KUMULATIF KAPASITAS (0,87 GW)
KUMULATIF INVESTASI (2795 JUTA USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
(10).MILESTONE PLTMH
KUMULATIF TAMBAHAN KAPASITAS (2,846 GW) KUMULATIF TAMBAHAN INVESTASI (2678 JUTA USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |
11) MILESTONE PLTUBIOMASA/SAMPAH
KUMULATIF TAMBAHAN KAPASITAS (180 MW) KUMULATIF TAMBAHAN INVESTASI (300 JUTA USD)
NOTE: Images, tables, and charts may not display correctly. Please see PDF |